Diawali dengan sebuah pendekatan komprehensif Toyota terhadap isu lingkungan yang dituangkan dalam The Toyota Earth Charter, akhirnya Environment Management System (EMS) kemudian dibangun untuk mempromosikan kegiatan lingkungan tidak hanya bagi Toyota Jepang secara individu tetapi juga mengikutsertakan seluruh afiliasi dan perpanjangan berikutnya bisnis Toyota dalam skala global.
Lebih rinci dalam EMS, Toyota berupaya mengurangi efek negatif terhadap lingkungan (dalam hal ini yang dimaksud adalah emisi karbon) di setiap tahapannya mulai dari pembangunan kendaraan itu sendiri hingga produksi, disposal, dst dengan mengadakan kegiatan bertema lingkungan di semua area bisnis termasuk diantaranya perumahan, IT, dan bioteknologi.
Salah satu upaya populer Toyota dalam mengurangi emisi karbon adalah dengan mengurangi bahkan menghilangkan 4 macam SOC yang biasa terkandung dalam komponen kendaraannya, antara lain: lead, mercury, cadmium and hexavalent chromium.
Rupanya, material yang termasuk dalam SOC merupakan logam berat yang berbahaya karena bersifat racun, bagi mahluk hidup. Material SOC akan mengendap dalam tanah/air jika komponen yang mengandung material SOC tidak terpakai lagi dan dibuang.Selanjutnya jika tanah/air yang tercemar oleh material SOC tersebut dikonsumsi oleh mahluk hidup terutama manusia maka akan dapat menyebabkan timbulnya penyakit degeneratif seperti kanker.
Sebagai informasi, hingga Oktober 2007, komponen kendaraan Toyota telah 99% bebas dari kandungan SOC. Selanjutnya diupayakan, di tahun 2008 status pelarangan kandungan SOC pada komponen kendaraan Toyota menjadi larangan penuh.
Berkaitan dengan ini, tercatat sebuah prestasi bahwa Toyota Indonesia masuk peringkat 1, di luar Jepang, Amerika & Eropa, untuk komponen kendaraan bebas SOC. Selamat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar